BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
cerita atau jalan
untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya
menjadi sosok manusia
yang memiliki kepribadian
yang utama dan sempurna.
Dengan pendidikan, manusia
dapat mengembangkan
kepribadian baik jasmani
maupun rohani ke
arah yang lebih baik
dalam kehidupannya, sehingga semakin
maju suatu masyarakat
maka akan semakin penting pula
adanya pendidikan bagi
pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Bersamaan dengan
itu Islam memandang
pendidikan sebagai dasar
utama seseorang diutamakan dan
dimuliakan. Hal ini
sebagaimana firman Allah
SWT dalam al-Qur'an Surat al-Mujadalah ayat 11, berikutini yang berbunyi
:
Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4
Artinya : “Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu sekalian
dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”.
(QS, al-Mujadalah : 11).
|
Dalam
pelaksanaan pendidikan pemerintah
telah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
Nasional yang diatur dalam undangundang.
Untuk itu pemerintah
memberikan hak pada
warganya untuk mendapatkan pengajaran
dan pendidikan ini
dimulai dari lingkungan
keluarga sebagai Lembaga pendidikan,
kemudian pendidikan di
lingkungan masyarakat.
Bahasa merupakan
pokok pengetahuan yang harus dimiliki. Dengan bahasa manusia dapat
berkomunikasi dengan manusia lain. Dengan bahasa pula manusia dapat menambah
wawsan dan pengetahuannnya. Keberhasilan seorang siswa dalam mempelajari dan
menguasai pengetahuan sangat tergantung pada penguasaan bahasa, karena mereka
masih dalam tahap mempelajari pengetahuan secara mendasar.
Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ada beberapa aspek yang sangat diperhatikan dan saling
berkaitan satu sama lain. Aspek-aspek tersebut adalah mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Laely Syaudah (2004:75)
bahwa “kemampuan berbahasa memiliki empat komponen yaitu keterampilan
mendengarkan (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill),
keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat
keterampilan tersebut yang paling sulit dikuasi siswa adalah keterampilan
menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dimiliki oleh siswa SD. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat
mengomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya keberbagai pihak, terlepas
dari ikatan waktu dan tempat. Di samping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan
memperluas pengetahuannya melalui keterampilan menulis.
Kemampuan
menulis merupakan kemampuan menurunkan atau melukiskna lambang-lambang grafis
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Kemampuan menulis sendiri
seperti hanya dengan kemampuan berbahasa lain dapat dimiliki melalui bimbingan
dan latihan yang intensif. Latihan kemampuan menulis di SD Negeri Bulusari 01 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes sangat
penting karena merupakan penanaman dasar menulis.
Secara global
ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar menulis siswa, yang saling
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain, yaitu:
1.
Faktor yang mempengaruhi belajar menulis
siswa dari dalam (faktor internal), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2.
Faktor yang mempengaruhi belajar menulis
siswa dari luar (faktor eksternal), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3.
Faktor pendekatan belajar yang
mempengaruhi belajar menulis siswa (approach to learning), yahni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi, metode, dan media yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran.
Tujuan pembelajaran
sastra khususnya kompetensi menulis puisi, telah dijabarkan dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi menulis yang diharapkan
bagi kelas V SD menurut KTSP adalah “siswa dapat mengungkapkan pikiran,
perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan,
dan puisi bebas”, dengan kompetensi dasar “menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat”. Adapun indikator pembelajarannya “menulis puisi berdasarkan
gagasan pokok”. (BSNP, 2008:18).
Berbagai upaya telah
dilakukuan oleh para pendidik dalam mengajarkan kompetensi menulis sastra
tersebut, yaitu dengan menggunakan bebagai teknik, metode, maupun pendekatkan,
agar tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik.
Namun demikian, masih banyak kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan
pembelajaran sastra tersebut, karena standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang diharapkan justru berbeda dengan kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pembelajaran sebelum penelitian di kelas V pada materi menulis puisi,
diantaranya hasil tes pembelajaran menulis karangan sastra di kelas V belum
memuaskan, dimana nilai rata-ratanya hanya mencapai 68,0 pada rentang 0,00 –
100, dengan persentasi ketuntasan 38%, yaitu dari 13 siswa kelas V baru 5 siswa
yang sudah tuntas pada kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) 70. Dalam
pembelajaran itu terdapat 62% siswa masih kesulitan dalam menulis puisi
terutama dalam mengekspresikan ide-ide, menentukan gagasan, memilih kata-kata
yang tepat, pembaitan, dan tipografinya. Ide yang tertuang dalam puisi pada
umumnya belum jelas karena tidak sesuai dengan temanya. Pemilihan diksi,
kebanyakan siswa masih menggunakan kata-kata yang kurang tepat dan tidak
puitis, sehingga kadang-kadang isi puisi tidak jelas. Demikian juga dalam
pembaitan dan tipografi, pemenggalannya masih banyak yang belum sesuai dengan
isi tiap baitnya, sehingga isi dari satu bait dengan bait lainnya tidak
berhubungan.
Selain itu
tingkat aktifitas dan antusias siswa masih rendah, dimana hanya sekitar 50%
yang sudah terlibat aktif mengikuti pembelajaran tersebut, sedangkan sisanya
masih pasif.
Memperhatikan
hasil pembelajaran diatas, ada beberapa dugaan yang menyebabkan hal tersebut di
atas, dan menjadi pusat penelitian ini, yaitu :
1.
Pengalaman
belajar bahasa Indonesia yang tidak menyenangkan dan cenderung membosankan
akibat kurang variasi dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga turut
membentuk sikap negatif siswa terhadap pelajaran bahasa indonesia.
2.
Adanya
persepsi siswa bahwa pelajaran bahasa Indonesia tidak penting. Hal ini secara
langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar bahasa Indonesia, terutama dalam kemampuan menulis puisi.
3.
Menurut
pengamatan penulis ada kecenderungan guru masih sering menjadi sentral utama
dalam proses pembelajaran dan mendominasi aktifitas mengajar, sehingga siswa
kurang atau tidak aktif.
Paradigma di
atas akan kita coba pecahkan melalui berbagai upaya dalam bentuk perbaikan
pembelajaran, contohnya dengan penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana menurut Depdiknas
(2006:13), guru juga harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan dalam aktivitas pembelajaran, meliputi beberapa pengelolaan ruang
kelas, kegiatan siswa, hasil karya siswa, waktu dan bentuk kegiatan belajar,
dan sumber belajar sehingga indikator dalam pembelajaran akan tercapai secara
maksimal.
Salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan keleluasaan kepada keaktifan siswa
dan sekaligus dapat mengembangkan kemampuan bersastra khususnya menulis puisi
adalah model pembelajaran quantum
(quantum teaching and learning). Model pembelajaran ini adalah model
pembelajaran yang mengutamakan aktifitas dan kreatifitas, serta melibatkan
seluruh kemampuan potensi diri siswa.
Seperti menurut
pendapat Bobbi DePorter dalam A’la (2010:21). “ Quantum teaching
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang
ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di
dalam kelas”. Pembelajaran yang menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses
kegiatan belajar dengan cara sengaja menggunakan musik/mewarnai lingkungan
sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai pengajaran efektif dan banyak
mengaktifkan siswa. Siswa juga berpartisipasi dalam setiap langkah pembelajaran
dengan cara membuat generalisasi sampai konsep lalu mendemonstrasikannya
melalui presentasi-komunikasi kemudian mengulanginya dengan Tanya jawab,
mengerjakan latihan dan membuat rangkuman. Dengan model pembelajaran seperti
ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide dan gagasan
mereka dalam bentuk puisi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi.
Dari uraian di
atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM PADA MATERI MENULIS PUISI DI KELAS
V SDN BULUSARI 01 KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini
adalah:
1.
Bagaimana proses pembelajar siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran menulis puisi
di kelas V SDN Bulusari 01 Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes ?
2.
Bagaimana Aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran menulis puisi di
kelas V SDN Bulusari 01 Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes?
3.
Apakah penggunaan model pembelajaran quantum
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Bulusari 01 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?
C.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui dan menganalisa proses
belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran
menulis puisi di kelas V SDN Bulusari 01
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?
2.
Mengetahui dan menganalisa aktifitas belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran menulis
puisi di kelas V SDN Bulusari 01
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?
3.
Mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran quantum terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Bulusari
01 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
D.
Langkah-langkah
penelitian
1.
Menentukan subjek penelitian
a. Lokasi
: lokasi penelitian dilakukan di SDN Bulusari 01 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
b. Waktu
: waktu penelitian dilakukan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan dari bulan April
2014 sampai dengan Juni 2014
c. Mata
Pelajaran : Mata pelajaran yang digunakan Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN
Bulusari 01 Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes
d. Karakteristik
Siswa: siswa berjumlah 13 orang yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 6
orang siswa perempuan
2.
Menentukan deskripsi persiklus
a. Rencana
Peneliti melakukan identifikasi
masalah yang diteliti dengan cara melakukan penelitian pendahuluan (prasiklus)
terhadap proses pembelajaran di kelas dan meneliti hasil belajar siswa pada
nilai ulangan sebelumnya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran quantum sesuai dengan rencana yang telah
di susun untuk setiap siklus.
c. Instrument
penelitian
Instrument penelitian dilakukan
pada saat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap
akhir siklus yaitu memeriksa hasil observasi dan mengidentifikasi masalah yang
ditemukan dari hasil observasi dan hasil tes.
No Responses to "Kumpulan Skripsi Legkap PTK"