Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer




Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

Home » » kumpulan skripsi

kumpulan skripsi

Sabtu, 27 September 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses mereproduksi sistem nilai dan budaya ke arah yang lebih baik, antara lain dalam hal pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual para siswa. Pada lembaga pendidikan formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan dengan proses belajar mengajar dalam sejumlah mata pelajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diberikan pada jenjang sekolah dasar.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
1
 
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan, memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pembelajaran matematika di SD mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keberlangsungan pendidikan yang diberikan kepada anak – anak, baik di sekolah maupun diluar sekolah diharapkan menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang baik. Disekolah merupakan tugas guru memberikan pendidikan yang baik kepada anak – anak, agar tujuan pendidikan nasional tersebut dapat tercapai.
Sebagian besar pendidik, guru harus mampu melihat atau memahami kondisi siswa, dengan segala potensi yang dimiliki, seperti pengetahuan, sifat dan kebiasaan siswa, karena hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembelajaraan. Dalam pembelajaran guru harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, agar bermanfaat bagi siswa dan adanya rasa dihargai atau diakui dalam diri siswa, oleh karena itu pembelajaran akan lebih menarik, sehingga siswa aktif dan belajar lebih bermakna, bukan hanya sekedar konsep atau fakta belaka.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar dan menjadi mata pelajaran yang diikut sertakan dalam UASBN. Namun sebagian besar siswa munggungkapkan bahwa pelajaran yang paling sulit dipelajari adalah matematika.
Sama halnya dengan kenyataan yang penulis temui saat pembelajaran matematika di SDN Grinting 03 menunjukan adanya perbedaan pada tingkat kecerdasan anak didik yang sangat menonjol. Dari data awal yang diperoleh penulis saat pembelajaran Matematika pada materi operasi hitung bilangan pangkat tiga menunjukan hasil yang belum optimal, hanya mampuh mencapai nilai 60 dari nilai KKM 62 yang di tetapkan oleh guru kelas tentulah dengan demikian maka masih dibawah nilai KKM. Dari jumlah 25 siswa, hanya 12 siswa dengan prosentase 45% siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Ini berarti sebagian besar siswa belum memahami materi yang diajarkan dan tujauan pembelajaran belum dikatakan tercapai.
Alasan – alasan tersebut diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Operasi Hitung Bilangan Pangkat Tiga Pada Pelajaran Matematika Kelas V Sdn Grinting 03 Kecamatlajranan Bulakamba Kabupaten Brebes”.

B, Identifikasi Masalah
1.      Siswa kurang memahami pembelajaran pada pelajaran matematika khususnya materi operasi bilangan pangkat tiga.
2.      Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika khususnya materi operasi bilangan pangkat tiga.
3.      Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran  terkesan monoton dan berdampak pada prestasi belajar siswa.



C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah kurangnya kemampuan siswa dalam proses pembelajaran matematika pada materi operasi bilangan pangkat tiga di kelas V Sekolah Dasar. Masalah tersebut dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana penerapan metode Inquiri agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang opersasi bilangan pangkat tiga di Kelas V SDN Grinting 03 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?
2.      Bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran tentang opersasi bilangan pangkat tiga di Kelas V SDN Grinting 03 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?
3.      Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Inquiri di Kelas V SDN Grinting 03 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes?

D.    Tujuan Penelitian
Berdasasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mendeskripsikan penerapan metode Inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung bilangan pangkat tiga.
2.      Untuk mengetahui aktivitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung bilangan pangkat tiga.
3.      Untuk mengatahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi operasi bilangan pangkat tiga di Kelas V SDN Grinting 03 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

E.     Manfaat Penelitian
     Penelitian ini merupakan suatu aktivitas yang diproyeksikan dapat memberi beberapa manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini diantaranya adalah:
1.         Bagi peneliti
Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang konstribusi penggunaan metode inquiri sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi  oprasi bilangan pangkat tiga.
2.         Bagi siswa
Adanya respon positif yang diwujudkan dalam aktivitas siswa yang lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran penggunaan  metode inquiri sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi  oprasi bilangan pangkat tiga.
3.         Bagi guru
Sebagai solusi bagi guru dalam memilih metode pembelajaran untuk memecahkan permasalahan kesulitan belajar siswa.



4.         Bagi sekolah
Sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk mengembangkan  prestasi  siswa.


 
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Deskripsi Teori
1.      Gambaran Umum Metode Pembelajaran
a.      Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara guru dalam menyampaikan atau menjelaskan pokok permasalahan / bahasan sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran secara umum maupun khusus.
Sanjaya, 2008: 267 menyatakan bahwa “pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain”. Hal ini berarti bahwa suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain yang dilakukan melalui kelompok belajar. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing antar teman, antar kelompok dan antara yang tahu dengan yang tidak tahu sehingga dapat saling membagi.
7
 
Metode adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar yang perlu ditempuh olehsiswa dan guru. Metode pembelajaran yaitu pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan Sulastyono (Trianto, 2011:85) menjelaskan metode belajar adalah tindakan khusus  yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif dan lebih mudah di transfer ke dalam situasi baru.
Jadi, metode pembelajaran adalah rangkaian kegiatan guru dalam pembelajaran untuk mempermudah dan pempercepat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diinginkan, terlepas dari metode apa yang diterapkan.
Hal ini ditegaskan oleh pendapat para ahli. Metode adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar yang perlu ditempuh oleh siswa dan oleh guru. ( Sudirman, 2003 : 50 ). Gunawan Undang ( 2001 : 16 ) mengatakan bahwa “ metode merupakan suatu kumpulan sejumlah teknik , taktik atau cara kerja dalam menyampaikan materi guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan “.
b.      Teori Belajar Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner (Komalasari, 2013: 21) mengatakan bahwa “proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya”. Menurut Bruner (Komalasari, 2013: 21) perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
a.    Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya.
b.    Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
c.    Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
c.       Metode Inquiri
Metode Inquiri adalah metode pembelajaran dimana siswa sendiri yang mencari jawaban atas permasalahan atau dalam memecahkan suatu masalah. Dalam pembelajaran Matematika dengan metode Inquiri   membuat informasi abstrak menjadi konkret dan sangat bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep pembelajaran dan menunjukkan pada peserta didik bahwa pemikiran itu mempunyai bentuk.
1)        Langkah – langkah metode Inkuiri
a)        Menentukan suatu topik permasalahan
b)        Meminta siswa dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan
c)        Pelaporan
d)       Kesimpulan hasil dari Inkuiri telah dilakukan
2)        Kelebihan dan kekurangan metode Inkuiri
Kelebihan :
a)        Dapat membentuk dan mengembangkan “self – concept” pada diri siswa
b)        Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
c)        Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
Kekurangan :
a)        Memerlukan waktu yang lama
b)        Diperlukan penggelolaan kelas yang cermat
Asas kedua dalam pembelajaran inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (Sanjaya, 2008: 265). Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru hendaknya merancang kegiatan yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional dan logis yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.



d.      Penggunaan Metode Pembelajaran inquiri dalam Pembelajaran Matematika di SD
Khusus Matematika untuk SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas permasalahan yang ada berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir. Fokus program pembelajaran Matematika di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.
Aspek pokok tujuan pembelajaran Matematika adalah agar siswa mampu dan menerapkan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru dan akhirnya mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan cara menghitung yang akan muncul di kehidupan masyarakat, yang diperoleh manusia melalui serangkaian proses sistematik tidak melalui hasil eksperimen (percobaan) dan observasi (pengamatan).
Jika melihat kondisi nyata di lapangan, sering terjadi kekeliruan seorang guru dalam mengajarkan Matematika, sehingga siswa sulit memahami pelajaran tersebut. Pembelajaran Matematika bagi sebagian guru cenderung diajarkan secara konseptual saja, bersifat hafalan dan kurang mementingkan proses pemahaman dan pembinaan konsep. Mereka mengajarkan Matematika dengan proses transfer informasi dari buku teks, mereka melihat Matematika hanya dari satu sisi, yaitu Matematika sebagai produk yang memuat kumpulan-kumpulan informasi hasil olahan para ahli yang sudah tersusun secara lengkap dan sistematis pada buku teks, padahal Matematika mempunyai suatu sisi lain yaitu Matematika sebagai proses sehingga dalam pembelajarannya tidak membutuhkan penelitian.

B.     Teori dan Hasil Belajar
1.    Teori
a.      Pengertian Matematika
Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang Matematika. Pada saat setiap orang mengikuti pentingnya Matematika dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung.
Mata pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran utama di Sekolah Dasar. Matematika sangat penting dipelajari oleh siswa karena Matematika memberikan pemahaman kepada siswa tentang ilmu nyata yang akan tampak dalam kehidupan di masyarakat.
b.      Pembelajaran Matematika
Dalam kehidupan sehari-hari semua orang membutuhkan matematika untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi, karena aplikasi dari matematika sudah menjelujuri hampir ke semua aspek kehidupan. Sehingga tidak berlebihan jika matematika dikatakan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang memiliki aplikasi sangat luas pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang harus diselesaikan dengan matematika. Pembelajaran mempunyai arti sebagai upaya belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar. Proses belajar menyangkut aktivitas siswa dalam mencari, menerima dan mengolah informasi serta melibatkan diri dalam interaksi sosial, bersikap, berbuat, mengatur, memantapkan perilaku. Akhir dari belajar adalah terjadinya perubahan konsep, sikap dan perilaku siswa sehingga menjadi lebih jelas, lebih masuk akal dan lebih bermanfaat bagi dirinya.
Ditinjau dari karakteristiknya, siswa sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang berlebih, penyelidik, penemu, pembelajar dan pencipta. Sehubungan dengan hal tersebut, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk berinteraksi aktif dengan objek, orang, sumber-sumber belajar lainnya. Melalui interaksi tersebut siswa memanfaatkan inderanya untuk membentuk dan menghasilkan pengertian. Jadi pengertian yang dimiliki siswa merupakan hasil bentukannya sendiri bukan hasil bentukan guru.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat menunjang upaya mewujudkan keterlibatan aktif siswa baik fisik, mental maupun emosional adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses menekankan pada proses perolehan, pengembangan dan penerapan suatu konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuh-kembangkan nilai yang dituntut. Keterampilan proses terdiri dari berbagai keterampilan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain:
1)   Mengobservasikan atau mengamati
2)   Mengklasifikasikan atau menggolongkan
3)   Menginterpretasi atau mentafsirkan
4)   Mengkomunikasikan
5)   Memprediksi atau meramalkan
6)   Mengajukan dugaan
7)   Merencanakan percobaan atau penyelidikan
8)   Melakukan eksperimen
9)   Menarik kesimpulan
c.         Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Aspek pokok tujuan pembelajaran Matematika adalah agar siswa mampu dan menerapkan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru dan akhirnya mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:16) mata pelajaran Matematika di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1)        Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2)        Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Matematika yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3)        Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Matematika, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4)        Mengembangkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5)        Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam masyarakat.
6)        Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Matematika sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.    Hasil Belajar
a.         Pengertian Hasil
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha, pendapatan, panen dan sebagainya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha.  Maka dapat disimpulkan bahwa hasil adalah pencapain dari suatu usaha yang dilakukan.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa perubahan konsep.
Menurut Bloom dalam Suprijono (2009: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan berbagai definisi hasil belajar dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja. Hasil belajar merupakan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajaran.
penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika  materi Oprasi hitung pangkat tigadan kegunaannya pada semester genap kelas V di SD Negeri Grinting 03 Kecamatan Bulakkamba Kabupaten Brebes yang diperoleh dari tes formatif dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) berupa 62.
b.        Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi terhadap proses dan hasil belajar (Slameto 2010: 54), dibedakan menjadi dua macam:
1.        Faktor Internal Siswa
Faktor internal mencakup faktor jasmaniah, faktor psikologis dan kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial
2.        Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar
c.         Pengertian Belajar
Kata belajar merupakan istilah yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang yang hidup wajib belajar untuk lebih mengetahui tentang sesuatu. Belajar lebih identik dengan siswa, kebanyakan orang menganggap hanya siswalah yang wajib belajar. Belajar merupakan suatu kegiatan inti di sekolah. Berhasil tidaknya seorang siswa tergantung dari bagaimana proses belajar di sekolah tersebut. Namun demikian , apa sebenarnya pengertian belajar tersebut.
Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Morgan, dalam buku Introduction to psychology (2008) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Gagne dalam Suprijono (2009:2) belajar adalah perubahan   disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Akan tetapi perubahan kemampuan tersebut didapat dari proses belajar, dimana dalam proses ini ada seorang guru yang bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Dalam proses pembelajaran guru sebagai fasilitator bagi siswa. Jadi dalam hal ini yang menjadi subjek pembelajaran adalah siswa. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Teori-teori yang mendukung antara lain sebagai berikut :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Kegiatan atau usaha untuk mencari ilmu itulah yang disebut belajar.
Menurut Hamalik (2009:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selain itu belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik melalui interaksi dengan lingkungan. Sejalan dengan pengertian di atas Whittaker (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:12)  merumuskan belajar  sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah latihan atau pengalaman.
Begitupula apa yang dikatakan Ahmadi dan Supriono (2004:128) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar perubahan tingkah laku maupun pengetahuan peserta didik akibat dari interaksi dengan lingkungan, pengalaman, dan masyarakat. Seorang dikatakan belajar apabila ada perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik itu.
Belajar melibatkan banyak aspek mulai dari aspek fisik dan psikis peserta didik, sumber belajar, lingkungan dan aspek guru dan proses pembelajaran, sehingga dapat pula dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks.
d.        Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pencapaian dari suatu aktifitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang berupa nilai, perubahan tingkah laku dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Selain itu  hasil belajar juga berarti hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Peserta didik yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada peserta didik yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
Menurut Djamarah dan Zain (2002:120) belajar dikatakan berhasil, apabila :
1)        Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara peserta didik maupun kelompok.
2)         Perilaku yang digariskan dalam tujuan pelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara peserta didik maupun kelompok.
Jadi, menurut Djamarah dan Zain (2002:120) belajar berhasil apabila peserta didik telah mampu menyerap pelajaran dan hasil dari penyerapan pelajaran itu merubah perilaku peserta didik sesuai tujuan pembelajaran.



3. Pandangan Umum
a.         Materi Operasi Hitung Bilangan Pangkat Tiga
Operasi hitung bilangan pangkat tiga pada mata pelajaran Matematika di SD adalah mata pelajaran yang bisa juga dibilang cukup rumit karena bukan hanya mengalihkannya saja, akan tetapi juga di pangkatkan setelah sudah dikalihkan. Disini banyak juga murid yang keliru dalam mengalihkannya, ada yang hanya cara menghitungnya seperti cara menghitung perkalian saja. Disini peran guru harus benar – benar dalam mengajarkannya, jangan sampai mengajarkannya dengan kekeliruan yang nanti anak menjadi salah dan salah yang berkelanjutan sampai murid berlanjut ke kelas yang lebih tinggi. Dalam materi ini, guru dan siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dangan baik dan siswa bisa mengerti dan mampuh untuk mengingatnya.
Contoh materi operasi hitung bilangan pangkat tiga :
   1³ = 1 x 1 x 1 = 1
   2³ = 2 x 2 x 2 = 8
   3³ = 3 x 3 x 3 = 27
   4³ = 4 x 4 x 4 = 64
   5³ = 5 x 5 x 5 = 125
Penulis pun menyadari masih ada kekurangan yang dimiliki saat praktek mengajar, akan tetapi dari penelitian ini, penulis mengiginkan hasil benar – benar maksimal pada penerapan metode Inquiri yang di terapkan pada mata pelajarn matematika ini. Guru berusaha semaksimal mungkin untuk menerangkan dan mengajarkan sebaik mungkin agar anak didiknya bisa mengerti dan mempunyai hasil yang baik dalam belajar dan dalam evaluasi.

C.      Kajian Penelitian yang Relevan
1.      Windy Wulandini, Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas V Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Di SD Negeri 1 Cikulak Kabupaten Cirebon,Tahun 2012
Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan dimana hal itu tidak lepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai model pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Oleh sebab itu perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar. rerata perolehan skor pada siklus pertama 52,75% menjadi 69,44%, mengalami kenaikan 16,69%.

2.      Dian Mahaguna,Peran Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Mundinglaya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang,Tahun 2012
Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas, karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Maka diperlukan pengelolaan kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Penelitian ini mengangkat sebuah pembelajaran di kelas dalam sebuah skripsi dengan judul “Peran Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Cikulak Kab. Cirebon.”Peran pengelolaan kelas dalam kemampuan menulis karangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu. Penelitian ini di lakukan dalam 2 siklus. Pembelajaran menulis karangan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat dengan rata-rata skor yang dicapi siswa di akhir siklus II adalah 75 dengan ketuntasan secara klasikal.

D.      Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah tumpuan segala pandangan dan kegiatan yang akan dihadapi (Surakhmad, 2003:380). Kerangka pemikiran Penelitian Tindankan Kelas ini memiliki sebagai berikut :
1.         Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki masalah yang ada. Guru mengembangkan kembali dari metode yang diterapkan agar metode yuang di terapkan bisa berjalan dengan baik.
2.         Dengan latihan dan pengenalan yang terus menerus terhadap pembelajaran Matematika siswa diharapkan dapat menumbuhkan minat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.         Perlunya metode dan teknik yang tepat untuk merespon siswa sehingga tertarik untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Jadi, disini guru dengan menggunakan metode Inquiri. Diusahakan agar siswa dapat mengerti dan memahami dengan mudah dari masalah yang ada dalam proses pembelajaran.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

 
 

























Pembelajaran Matematika di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan kepada siswa untuk memupuk rasa ingin tahu secara ilmiah dan akan berhasil dengan baik dengan memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Pada siswa kelas V SD Negeri Grinting 03 Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes ditemukan permasalahan dalam pemahaman pembelajaran Matematika tentang oprasi hitung bilangan pangkat tiga.

E.       Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang kebenarannya belum bisa dipertanggung jawabkan sepenuhnya sebelum melalui pengujian secara empiris berdasarkan data yang telah terkumpul. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Jika Metode Inquiri  Diterapkan Maka  Hasil Belajar Siswa Tentang Operasi Hitung Bilangan Pangkat Tiga Pada Pelajaran Matematika Kelas V SDN Grinting 03 Akan Meningkat.





No Responses to "kumpulan skripsi"

Poskan Komentar