Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer




Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

Home » » Contoh Bab I skripsi PTK

Contoh Bab I skripsi PTK

Kamis, 02 Oktober 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 7 April 2014 di SD Muhammadiyah Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang pada pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Energi di temukan beberapa masalah, seperti peserta didik kurang memahami konsep dan kurang aktif dalam proses pembelajaran serta peserta didik lebih di diajarkan dengan menekankan untuk menghafal dalam setiap pokok bahasan materi Energi. Hal itu dikarenakan dalam pembelajaran cenderung peserta didik hanya di transfer informasi oleh pendidik dan kurang mengembangkan kemampuan masing-masing peserta didik, seperti bertanya maupun memberikan ide atau gagasan dalam kegiatan belajar. Sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak komunikatif antara peserta didik dengan pendidik maupun peserta didik dengan peserta didik  yang lainya akibatnya pembelajaran bersifat monoton dan membosankan.
Pembelajaran yang monoton dengan metode konvensional dikemas dengan cara lama dan masih berpusat pada pendidik serta kurangnya menuntut keaktifan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran bersifat monoton dan kurang menarik perhatian peserta didik. Dampak dari metode tersebut mengakibatkan peserta didik cenderung lebih asyik mengobrol dengan teman sebangku, kemudian masih banyak peserta didik yang bermain sendiri meskipun pembelajaran sedang berlangsung sehingga tidak mempedulikan pendidik yang sedang menyampaikan materi pembelajaran, yang akibatnya pembelajaran tidak berjalan dengan maksimal dan kondusif. Kurangnya penguasaan kelas dan pengkondisian kelas oleh pendidik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pembelajaran tidak berjalan secara optimal dan kondusif.
Kondisi pembelajaran yang berlangsung seperti di atas berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik belum mencapai KKM 65. Indikasi tersebut terlihat dari 22 peserta didik yaitu 15 di antaranya belum mencapai KKM atau 68% dari jumlah peserta didik. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli salah satunya adalah (Sudjana, 2005: 64) berpendapat belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung pada pembelajaran yang di alaminya, dari kegitan belajar ditandai dengan berbagai perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.
Senada dengan itu Gagne (Suprijono, 2011: 2) mengatakan belajar merupakan perubahan posisi atau kemampuan yang diraih oleh seseorang melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan pengalaman dalam kehidupannya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak langsung didapatkanya begitu saja dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah akan tetapi perubahan tersebut didapatnya dengan melalui proses pengalaman yang dialami setiap individu. Perubahan perilaku seseorang merupakan hasil dari poses belajar yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Sependapat dengan teori tersebut (Aunurrahman, 2009: 34) berpendapat pembelajaran adalah upaya mengubah pola berpikir dan sikap seperti masukan berupa peserta didik yang belum terdidik menjadi peserta didik yang terdidik, peserta didik yang belum memiliki pengetahuan menjadi peserta didik yang memiliki pengetahuan, serta peserta didik yang belum memiliki perilaku baik menjadi peserta didik yang memilki perilaku lebih baik. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri masing-masing peserta didik.
Kondisi tersebut jika tidak segera di tangani secara serius akan berdampak pada pembelajaran yang akan datang. Dari beberapa masalah yang terjadi di dalam kelas dapat menimbulkan sisi negatif seperti gairah atau semangat belajar peserta didik menjadi lemah dan kurang berminat dalam belajar IPA materi Energi, dari kurangnya semangat belajar peserta didik juga berdampak langsung seperti hasil belajar peserta didik tidak mencapai titik maksimal atau tidak sesuai dengan tujuan yang ingin di capai sebelumnya. Melihat permasalahan yang ada, seorang pendidik harus mampu mengubah paradigma dalam mengajar agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal baik untuk peserta didik maupun untuk sekolah.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang pendidik harus mampu dan jeli dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan, sehingga bisa menarik perhatian peserta didik dan menggugah gairah mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan semangat dan antusias yang tinggi. Pemilihan model  pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh dan berdampak pada hasil yang akan di capai dalam kegiatan pembelajaran salah satunya dapat menarik perhatian peserta didik yang akan berdampak positif dalam keberhasilan mencapai hasil belajar yang lebih baik dan maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pendidik perlu menciptakan suasana belajar yang optimal salah satu upaya memperbaikinya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Kontekstual. Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Kontekstual akan lebih menyenangkan dan menggairahkan peserta didik belajar lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan diri. Model pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, dikarenakan model pembelajaran ini sangat menekankan pendidikan yang menghubungkan antara materi dengan keadaan lingkungan sekitarnya agar peserta didik lebih tanggap dan mudah meamahami suatu materi dalam proses belajar, karena baik secara langsung maupun tidak langsusng peserta didik mengalami atau mengetahui secara nyata dalam kehidupanya, hal ini sangat mempengaruhi peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan lebih meningkat. Penerapan model pembelajaran Kontekstual diharapakan mampu memberikan pengaruh yang baik dan signifikan dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan sesuai tujuan yang diharapkan sebelumnya.
Pendapat tersebut di perkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013) hasil penelitianya menyimpulkan model pembelajaran kontekstual efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik di Kelas IV SDN 02 Gebang Mekar Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon dengan presentase nilai 81%. Sedangkan menurut Purwanto (2012) model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan perhatian peserta didik di Kelas III SDN 02 Bulakamba Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes dengan presentase nilai 83%.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kontekstual memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih riang tanpa beban dan berbaur dengan lingkungan sekitar untuk lebih mudah memahami suatu konsep materi pembelajaran yang dilakukan, karena peserta didik dapat mengamati langsung bentuk energi yang ada dilingkungan sekitar. Peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses belajar yang menggabungkan antara materi dan lingkungan nyata atau lingkungan alam sekitar sesuai dengan pengalaman dan mengaitkanya dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran IPA pada materi Energi dengan model pembelajaran Kontekstual sangat berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik (Rahardjo & Daryanto, 2012: 155). Alasan inilah yang melandasi penelitian tentang penerapan model pembelajaran Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi Energi di kelas III SD Muhammadiyah Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang penting dilakukan.
B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai  berikut:
1.    Kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi energi rendah.
2.    Pembelajaran bersifat pasif
3.    Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada pendidik.
4.    Penggunaan media pembelajaran rendah.
5.    Interaksi antara pendidik dengan peserta didik kurang optimal.
6.    Hasil belajar peserta didik rendah dan kurang maksimal.
C.      Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian ini di batasi pada kajian:
1.    Model pembelajaran yang masih berpusat pada pendidik.
2.    Hasil belajar peserta didik yang masih rendah.
D.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran Kontekstual pada mata pelajaran IPA materi Energi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di Kelas III SD Muhammadiyah Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang?
E.       Tujuan  Penelitian 
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi Energi di Kelas III SD Muhammadiyah Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang.

F.       Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
1.        Bagi siswa
a.    Hasil  belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahua Alam lebih meningkat.
b.    Semakin banyak peserta didik yang meyukai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
c.    Keaktifan, kreativitas dan semangat peserta didik tercipta pada proses mengajar di kelas.
2.        Bagi guru
a.    Sebagai landasan motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih model pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran.
b.    Pendidik secara bertahap dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi.
3.        Bagi Sekolah
a.    Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah.
b.    Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga meningkatkan mutu sekolah.


G.      Definisi Operasional
1.        Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran Kontekstual yang dimaksudkan di sini adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran IPA pada materi Energi yaitu dengan memberikan contoh nyata yang ada dalam kehidupan lingkungan sekitar mereka dan menerapkannya di dalam kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan interaktif dan membangkitkan semangat belajar peserta didik pada materi Energi. Pendidik tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan akan tetapi guru dapat mengaitkan antara materi Energi dengan pengetahuan yang bersifat nyata di kehidupan mereka sehari-hari. Melalui pembelajaran kontekstual diharapkan peserta didik mampu memahami konsep dari materi Energi pada setiap pembelajaran yang dilakukan.
2.        Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor. Pertama ranah kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini ada beberapa aspek dalam pembelajaran yang perlu di kembangkan pada materi Energi adalah peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bentuk energi dan pemanfaatanya dalam kehidupan nyata serta peserta didik dapat menjelaskan gagasan tentang berbagai macam bentuk Energi dan perubahan yang terjadi pada penerapannya di lingkungan sekitar beserta contohnya.
 Ranah yang kedua adalah afektif merupakan ranah yang di harapkan agar peserta didik mampu mengembangkan keberanian dan keaktivannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas seperti keberanian dalam ikut serta berpartisipasi aktif untuk menyampaikan gagasan atau ide yang dimilikinya tentang materi Energi, sehingga dapat berbagi pengalaman dan ilmu dengan teman sekelas.
Ranah yang terakhir adalah ranah psikomotor dimana peserta didik mampu menghubungkan antara materi Energi dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitar dengan melakukan pengamatan pada setiap pokok bahasan materi Energi dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami dan mengerti konsep Energi yang di ajarkan. Ranah yang dikembangkan di atas diharapkan dapat berdampak pada hasil belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh pendidik.

No Responses to "Contoh Bab I skripsi PTK"

Poskan Komentar